SIMALUNGUN-Bayi yang ditemukan di Kebun Teh Tobasari Nagori Saitbuntu Saribu Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara meninggal Dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (UGD) Parapat, Senin 14 Mei 2024 sekitar jam 19.30 Wib
"Meninggalnya bayi yang ditemukan warga Nagori Saitbuntu Saribu Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun tersebut diduga akibat terlambat mendapatkan pertolongan pertama dari petugas kesehatan yang memadai
Selain diduga terlambat mendapatkan pertolongan yang memadai, bayi tersebut juga pertama kalinya di bawa ke rumah salah seorang bidan desa yang tak memiliki fasilitas medis lengkap, "ujar M. Manik melalui sambungan selulernya, Senin 14 Mei 2024
Menurut Marga Manik itu, Seharusnya bayi tersebut di bawa langsung ke rumah sakit agar mendapat pertolongan yang baik dan memadai. Parahnya lagi mobil ambulance saat hendak digunakan untuk mengatarkan bayi itu ke RSU tak bisa hidup (alias tak bisa digunakan)
"Bayi itu, diantarakan ke Rumah Sakit Umum Daerah (UGD) Parapat dengan menggunakan mobil pribadi personil Polsek Sidamanik, "terang M. Manik
Kepala Puskesmas Pematang Sidamanik ketika dikonfirmasi mengatakan, Bukan gitu ceritanya langsung aja telepon supirnya pak, saya sedang pelatihan pak, "kata Marisa Gultom melalui sambungan selulernya Senin malam jam 22:30 Wib
Baca juga:
Gugatan Mahasiswa UKI Ditolak oleh MK
|
Sebelumnya diberikantakan, masyarakat Nagori Saitbuntu Saribu Kecamatan Pamatang Sidamanik Kabupaten Simalungun dihebohkan dengan penemuannya seorang bayi berjenis kelamin perempuan di area perkebunan Tobasari
Bayi malang yang diperkirakan baru berusia 3 jam tersebut pertama kali ditemukan Bernike Siburian (48) saat hendak pulang dari perladangan yang tiba-tiba mendengar tangisan bayi saat melintasi jalan semak di blok 63 kebun teh Sidamanik
Penasaran dengan suara tangisan bayi itu, Bernike berupaya mencari menyisir area tersebut, hingga akhirnya dia menemukan bayi itu terjatuh dari semak belukar dan terluka parah karena duri tajam di sekitarnya.
Setelah memastikan bayi masih bernapas, Bernike segera melaporkan temuannya kepada Pangulu (Kepala Desa) dan warga sekitar.
Mendapat laporan itu, pihak desa bersama bidan setempat bergegas ke lokasi dan membawa bayi itu ke rumah bidan Desa Perangin Angin untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Karena kondisi bayi yang memburuk dan kurangnya fasilitas medis, bayi tersebut kemudian diantar ke Rumah Sakit Umum Parapat menggunakan mobil pribadi polisi, mengingat mobil ambulans desa tidak dapat digunakan karena baterai yang soak dan nasib malang menimpa bayi itu, meskipun upaya penyelamatan sudah dilakukan, namun bayi yang tak berdosa tersebut dinyatakan meninggal dunia pukul 19.30 Wib di rumah sakit.
Kapolsek Sidamanik, AKP S. Tampubolon, mengungkapkan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan tempat kejadian perkara dan mengumpulkan keterangan dari saksi yang ada.
"Kami masih menyelidiki kejadian ini dan berusaha menemukan pihak yang bertanggung jawab atas pembuangan bayi malang tersebut, "ujar AKP Tampubolon.